Kalau boleh milih, gue nggak mau turun dari Penang Hill. Pemandangan dari atas sini sangat menghipnotis. Bisa diliatin berjam-jam dan nggak akan bosen. Penang ternyata bagus banget loh kalo diliat dari atas sini. Ada kota, ada laut, ada jembatan panjang, ada pepohonan dan awan biru. Cantik! Cara naik ke Penang Hill atau biasa disebut Bukit Bendera ini gampang banget. Kita naik kereta atau sejenis tram satu gerbong. Turis dewasa harus bayar sekitar Rp.105 ribu per orang dan keretanya aman banget dan cukup cepet naik keatas dengan pemandangan oke sepanjang perjalanan. HIJAU dimana-mana, warna favorit gue. Sejuk banget.
I don’t see any better way to spend the last day of the year than being on top of a hill, highest point of the island, soaking the view. That’s why I am here. They call it Penang Hill or Bukit Bendera and it’s situated around 800 meters above sea level, just the way I like it. To get up here, I took a breezy and safe 10 minutes train (or is it a tram?) ride. I heard from the locals that the train station in Penang Hill is the oldest in Malaysia, built in 1788. The train and the technology used however are all new, for safety reason of course. As foreigners, we were charged RM30 per person to get up here.
Waktu di stasiun bawah sempet ada kerempongan sebentar gara-gara semua orang udah antri rapih untuk naik kereta, tiba-tiba petugasnya dateng dan bilang ke kita “Gak usah antri, rebutan tempat aja!” Nah loh. Spontan semua orang langsung maju rebutan tempat, dan bule-bule yang sopan langsung kalah gerak ama turis Asia – yang dengan senang hati nyikut dan nyerobot. Haa gila! Emang iya sih, paling enak di kerata tuh paling depan atau paling belakang dan pojok, jadi bisa liat kanan kiri. Kalau kejepit di tengah nggak enak banget.
A simple chaos happened earlier while waiting for the train cause the security guard suddenly asked us NOT to queue! We were standing in a line nicely and she came and said… “Fight for a better place in the train! No queue!” Everyone started to push forwards and we were all annoyed. Arrggg.
Anyway, di atas sini ada hotel, resto, museum, Mesjid, kuil, daaaann tempat gembok cinta! AW! Ternyata ada juga di Penang. Katanya sih baru tahun 2014 ini dibikin si pagar berisi banyak gembok yang dipasang sama pasangan2 kasmaran yang dateng kesini. Nggak mau kalah, kita berdua beli gembok yang dijual disitu seharga Rp 50 ribu terus dipasang deh. Romantis banget inih. Cini cayangku.. pasang berdua gemboknya yaaa. Huehehe. Saingan kita anak ABG semua nih yang lagi pada pasang gembok!
Anyway, up here, besides all the greens and fresh air, there are some restaurants, a hotel, a Mosque, a Temple, an owl Museum, some other things, and a lovelock area! YES Sir, Penang adaptation of lovelocks culture around the world is here. I heard the lovelock area here in Penang Hill was launched on the eve on Valentine’s Day this year (2014). Me and my hubby bought a padlock for RM15 sold there, wrote our names and date, and secure it somewhere on the fence, just like we did once in Pont Des Arts Paris. Aw, so romantic. Sealed with a kiss too.
Menghabiskan sebagian dari hari terakhir di 2014 sepertinya paling sempurna memang dari sini. Dari atas. Dimana semuanya terlihat lebih jelas. Dimana udaranya terhisap bersih. Dimana mata lebih jernih dan jiwa lebih tenang. Dimana inspirasi baru rasanya merasuk lebih cepat. Dari atas, sudut pandang favoritku. Makasih Tuhan untuk 2014 yang luar biasa. Aku siap untuk 2015.
Height is addictive for me. If I can choose, I would just stay up here for days and stare at the clouds, the trees, and the scenic view of Penang while receiving new revelations of life. Ah, this is the last day of 2014. I thank God for 2014. It’s been wonderful and full of blessings. I am ready now for what’s ahead. Bring it on.
Naik ke Penang Hill was indeed the perfect choice for the last day of 2014. Cerita gue sampai disini ya guys. Kalian jangan lupa tinggalin komen dan subscribe to my blog! Thank u!
I broad my vision and the height of my dreams –
olivelatuputty.com – @shiningliv
