Cerita Travel di Masa Pandemi Covid-19

travel di masa pandemi

Pasti kangen deh bebas keluar rumah. Pasti kangen deh traveling. Pasti kangen deh jalan-jalan. Untuk orang yang bener-bener #dirumahaja selama masa pandemi kayak gue ini, kemanapun asal lebih jauh dikit dari sekedar belanja ke supermarket doang, kayaknya is good enough for now. Nggak usah muluk-muluk ke Bali, ke Bangkok, atau Paris. Ke Bandung aja nih dari Jakarta, sudah merupakan sebuah hasrat yang menggebu sekarang. Mimpi bisa nyetir atau naik kereta ke Bandung, lalu ngetok pintu rumah, lalu dibukain Papa dan abis itu langsung menuju ruang makan menikmati masakan Mama yang enaknya tiada tara. Ah… indahnya hidup kalau itu bisa terjadi. Tapi ya untuk sekarang (0520), belum bisa. Pas lagi mikirin traveling, gue keinget bahwa gue dan suami sempet travel di masa pandemi Covid beberapa kali tepatnya di awal tahun 2020, sebelum dan saat memasuki masa karantina pandemi.

 

Travel yang pertama, di awal Januari. Gue dan suami Road Trip PP dari Jakarta ke Jawa Timur berdua. Kita nyobain tol baru sekaligus berhenti di beberapa rest area yang kata orang menarik untuk dilihat. AH, good times ! Gue pecinta road trip banget soalnya. Berdua di mobil sama suami selama berjam-jam tuh selalu menyenangkan banget buat gue.

A very fun quality time.

Kita bebas berenti di pinggir jalan untuk beli rambutan, duren, mangga, PETE, atau apapun yang ditawarkan kota yang kita lewati. Mobil sampe penuh! Kita juga ngerasa norak plus happy banget waktu bisa ngalamin makan pagi di Malang, makan siang di Solo, makan sore di Semarang dan makan malam di Pekalongan. SERUUU!!!!

Belum sama sekali ada kata “Corona” muncul di benak kita waktu itu.

Travel di Masa Pandemi Covid
The beauty of road trip. Berangkat dari Malang, makan siang di Tengkleng Klewer Bu Edi Solo, nyemil sore di Lumpia Gang Lombok Semarang dan makan malam di rumah teman baik kita, James dan Christy di Pekalongan

 

Travel di Masa Pandemi Covid
Berhenti di salah satu rest area jalan tol, bekas pabrik gula jaman Belanda. Cool place! – Travel di Masa Pandemi Covid

 

Travel yang kedua di akhir Bulan Januari, pas Tahun Baru Cina, gue dan suami terbang ke Singapore pas sekaligus ada urusan disana. Waktu itu gue udah baca berita tentang kehebohan akibat virus Corona yang terjadi di Wuhan. Tapi seperti layaknya orang Indonesia lainnya, kita masih belum merasa ada urgensi apapun yang berhubungan dengan kehidupan kita. Kita masih bebas jalan sana sini, termasuk waktu itu kulineran di Newton Food Center yang rame banget. Sama sekali belum takut atau mikir yang aneh-aneh.

Travel di Masa Pandemi Covid
Foto makanan kita di Newton Food Center. Tempat ini ngetop gara-gara muncul di film “Crazy Rich Asians”.

 

AH TAPI, gue inget banget pas lagi duduk di bandara Changi nunggu pesawat pulang ke Jakarta dan gue bilang ke suami:

“Eh Babe, kamu ngerasa nggak sih kalo semua orang kayaknya tuh pake masker? Liat deh.. dikit banget loh yang nggak pake masker” (Waktu itu kita berdua termasuk yang nggak pake masker … padahal gue biasanya selalu bawa dan pake masker kalo traveling naik pesawat loh. Waktu itu aja pas lupa nggak kebawa maskernya).

Suami gue celingukan kanan kiri dan ngeh juga. Semua petugas bandara dan penjaga toko dan restoran di Changi sudah menggunakan masker kala itu. Mayoritas penumpang yang lalu lalang juga sudah menggunakan masker. Dengan o’on-nya gue nggak mikir kalo anomali pemandangan di Changi waktu itu ada hubungannya dengan Corona.

Waktu kita sampai di bandara Soekarno Hatta Internasional, kondisinya beda jauh. Soetta masih super santai, nyaris tak ada yang ber-masker seperti yang kita lihat di Changi.

 

Travel yang ketiga, hanya selang beberapa hari setelah itu. Gue dan suami berangkat ke Flores NTT bareng beberapa teman untuk kegiatan sosial. Gue travel sudah pake masker karena seperti gue mention diatas, emang sudah biasanya begitu. Waktu itu, suasana Bandara Jakarta terminal domestik, santai banget. Sama aja kayak yang gue lihat di terminal internasional beberapa hari sebelumnya. Sampai kita balik ke Jakarta seminggu kemudian nya-pun, masih woles aja. Corona masih jadi bahan pembicaraan santai campur becandaan di sepanjang perjalanan. Belum di bahas secara dalam dan serius.

travel di masa pandemi

travel di masa pandemi
Mejeng ramean di Soetta dan berdua di depan Bandara Bajawa Flores -Travel di Masa Pandemi Covid

 

Travel di Masa Pandemi Covid
kami berlima, team yang berangkat ke FLORES 

 

Tapi di perjalanan inilah, salah seorang teman memperkenalkan gue ke masker kain yang waktu itu dia bawa. “Coba deh Liv, enak juga loh masker kain, bisa di cuci ulang terus. Nih satu gue kasih buat loe!” kata dia.

Masker gratisan ini akhinya sangat membantu gue waktu masker mendadak jadi susah ditemukan di Indonesia. Barang langka, dan kalaupun ada harganya menjadi mahal minta ampun. Untung ada si masker kain pemberian. Gue cuci dan pakai berkali-kali. Thanks Shinta untuk maskernya.

 

Travel yang keempat, di pertengahan Februari. Waktu itu suami kasih kado ulang taun buat gue, berupa perjalanan ke satu wilayah di Malaysia yang udah lama banget gue incar. Di tahap ini kita udah nggak buta huruf tentang Corona tapi masih berani travel keluar negri. Berani karena belum ada larangan penerbangan dan belum ada satupun kasus positif di Indonesia. Waktu itu kita udah terbang pake masker tanpa copot sama sekali, dan mulai sadar diri untuk nggak bersentuhan dengan orang lain. Tapi belum sampai ekstrim ya…. masih santai.

Di lokasi tujuan, kita jarang pake masker karena emang lokasi liburannya di pegunungan. Di gunung pake masker kan aneh ya kan. Kita disana juga masih cuek jalan sana sini, mampir ke pasar yang ramai, makan di resto yang rame pengunjung, dll. Tapi gue inget, suasana bandara Kuala Lumpur KLIA sudah sangat waspada Corona.

Pulang ke Jakarta, di terminal Internasional, kita waktu itu sudah diminta untuk mengisi formulir menanyakan riwayat perjalanan dan kesehatan lalu di cek suhu tubuh secara massal.

travel corona
Gue dan suami di Bandara Malaysia, dengan masker kita. 

 

Travel di Masa Pandemi Covid
kami berdua, di lokasi liburan

 

Travel yang kelima ialah pulang ke kampung halaman suami di Batu Malang karena Mama mertua ulang taun ke 80 di minggu kedua Bulan Maret. Kita mau nggak mau berangkat karena sayang sama Mama dan tiket sudah dibeli cukup lama. Waktu itu sudah ada beberapa kasus positif Covid-19 di Indonesia. (Orang-orang mulai terbiasa untuk menyebut kata Covid dan bukan lagi Corona). Batu Malang yang biasanya penuh sesak ama turis, gue inget waktu itu jadi sangat sepi. Museum Angkut yang super hits aja, parkirannya berubah kosong! Jarang banget kan bisa begitu. Warung makan banyak yang tutup dan gue pun yang biasanya selalu nyempetin ke alun-alun kalau lagi di kota Batu, memutuskan untuk nggak kemana-mana selama beberapa hari.

Perjalanan kita PP Jakarta – Batu waktu itu udah heboh dengan masker, bawa cairan pembersih di tas, bawa tissue basah dan tissue kering untuk lap bangku pesawat, dan cuci tangan setiap ada kesempatan. Tapi gue inget ya, di Soekarno Hatta terminal domestik waktu itu kondisinya masih terhitung “biasa aja”.

Banyak penumpang hilir mudik tanpa masker, termasuk para pramugari pesawat yang kita tumpangi pun tak bermasker.

Masih gue temukan juga orang-orang yang batuk atau bersin ke udara seenaknya tanpa merasa bersalah dan tanpa ditegur siapapun.

Btw, tolong deh… dulu aja nih sebelum jaman Covid, gue paling kesel kalo ada yang begitu kelakuannya. Rasanya pengen gue marahin. Apalagi pas udah jaman Covid coba. Pengen gue samperin, toyor, terus ajak berantem sekalian. Eh tapi nggak boleh karena harus jaga jarak. Heheheh

travel corona
family photo, ulang taun mama mertua yang ke 80

 

ANYWAY, mari kembali ke sekarang. Setelah kurang lebih hampir 3 bulan gue menghabiskan waktu di rumah aja nggak kemana-mana kecuali ke supermarket, dan lagi mikirin kapan bisa ke Bandung, eh tiba-tiba dikasih tau bahwa ada kemungkinan besar gue dan suami HARUS segera travel lagi. Kita berdua, once again – masih berupa kemungkinan, musti ke Surabaya untuk mengurus beberapa hal yang sudah tertunda cukup lama dan harus diselesaikan karena sudah masuk dateline. ( Perjalanan ini sudah dijadwalkan untuk kita lakukan kurang lebih sebulan lalu. Tapi di-cancel karena kondisi PSBB dan penerbanganpun juga dibatalkan oleh maskapai waktu itu, dan uang tiket dikembalikan.)

WADUH, piye iki ?

Surabaya kan jauh tuh, lama dijalan kalau harus nyetir atau naik kereta. Jadi musti pake pakai pesawat terbang. Gue udah kepikiran ribet dan parno nya kayak apa. Musti ketemu sama banyak manusia asing. Gue-nya musti pake topi yang ada plastiknya di depan, pake masker, pake sarung tangan, pake baju lengan panjang, bawa berbagai tissue, antiseptik, dll. Tapi terlebih dari itu, gue dan suami harus menaati himbauan dan peraturan pemerintah sekaligus peduli dengan orang lain, dengan cara menjalani Rapid Test sebelum berangkat. Tentu saja hasilnya harus negatif Covid.

INI WAJIB. Oke, artinya gue dan suami harus segera melakukan Rapid Test Covid. Pertanyaannya, Dimana dan Bagaimana ya?

Gue langsung melakukan riset pribadi, dan menemukan bahwa cara termudah untuk kita melakukan Rapid Test ialah lewat aplikasi Halodoc. Halodoc menyediakan layanan Rapid Test untuk Jabodetabek, di berbagai rumah sakit yang menjadi mitra mereka. PAS dengan kebutuhan! Kita tinggal download aplikasi, tekan ‘TEST COVID-19’ di layar semua layanan, buat janji sesuai lokasi pilihan yang terdekat dari rumah, unggah KTP, bayar sesuai tarif yang tertera di layar, dan kemudian hadir di jadwal tes untuk prosedur pengambilan darah. Gampang kan? Hasil test-nya pun keluar persis besok harinya, nggak pake lama. Bukan cuma itu, di Halodoc ada layanan konsultasi seputar kesehatan kita sebelum menjalani Rapid Test dan untuk mendiskusikan hasilnya setelah selesai Rapid Test.

Ah, untung ada Halodoc.

corona travel

 

We’ll do it soon karena kalau jadi, rencananya di awal Juni kita harus berangkat. Tolong doakan berjalan baik dan hasil tes-nya negatif ya, supaya semua urusan lancar.

Kalau jadi pergi, setelah gue pulang nanti, gue mungkin akan berbagi ekstra cerita travel di masa pandemi Covid 19 ke kalian di blog ini. Mangkanya jangan lupa follow blog gue ini ya.

follow me with your email!

ketik alamat email disini

Talk to you soon guys ! Tetap jaga kesehatan pribadi, taati peraturan yang ada, dan pedulilah dengan kesehatan dan keadaan orang lain disekitar kita. God bless you all !

update 2021

So far, gue udah beberapa kali terbang naik pesawat selama pandemi, dan pastinya harus mengikuti protokol kesehatan yang ada, terutama test PCR dengan hasil negatif sebelum penerbangan. Safe travels and stay healthy, everyone!

 

Good Health & Good Travels are two of life’s Great Blessings –

olivelatuputty.com/blog –@shiningliv

(38) Comments

  1. Kanggep says:

    Seru sekali Traveling-nya….Selalu Sehat serta bahagia ya,,Olive

    1. Kanggeeppp makasih pisan udah baca blog aku hehehe sama sama Kanggep juga harus sehat-sehat terus dan bahagia ya.. Amin:)

  2. Hastira says:

    wah halidocmemang ok ya

    1. halo Hastira… thank u for reading! iya bener ok, bisa langsung download:)

  3. Fanny Fristhika Nila says:

    Aku sedih sejak covid ini banyaaak bgt trip yg hrs aku cancel mba. Walopun sampe awal Maret kmrn aku msh sempet juga tuh jalan2 ke Myanmar dan setelah itu ga bisa LG. Pas di Myanmar orang2 jg santaaai banget, boro2 maskeran. Mungkin Krn waktu itu g ada yg kena jg di sana.

    Tripku yg ke Iran msh blm jelas apa bkl cancel ato bisa lanjut. Dr pihak travel blm bisa
    Ksh keputusan :(.

    Kalopun bisa lanjut aku kepikiran aja karantina yg hrs dilalui dan itu terhalang Ama approval kantor juga .. huffft…. Tulisin ntr ttg prosedur rapid tesnya sblm bepergian ntr ya mba :). Akupun pgn tau bakal seperti apa

    1. Wah Fan, aku belum pernah ke Myanmar.. pengen banget bisa kesana. Bisa baca ceritamu di sana dimana? Iya nih, semoga kita smua bisa back to travel jauh2 soon ya. Iran is also a destination yang pengen banget bisa pergi. Aku masih puzzled mau jadi pergi apa ngga nih awal Juni ini. We’ll update on my blog. Thanks for leaving your comment Fan!

  4. anita putri says:

    Liat foto foto dan ceritanya jadi rindu juga buat traveling kak, and thank you udah mention soal halodoc. Aku lgs kepo-in halodoc,.. semoga kita lekas bertemu ya kak.

    1. Anita thank u for reading ya… iya kangen bebas jalan kemana-mana ya… and glad to know infonya bermanfaat. Hope to see u soon too!

  5. John Raymond says:

    Seruuu kak.. kita semua rindu traveling..

    1. Thanks for reading bro John Raymond! yes smoga bisa travl again soon ya..

  6. Josh Sinaga says:

    Malam kak, di halodoc bayarnya berapa ya utk cek cobid trims sebelumny

    1. halo Josh thanks for asking, kalo download aplikasinya, udah tertera disana harganya kok, bisa langsung di cek ya

  7. Gonta says:

    Always a beautiful story from such an inspirational person..

    1. aww that’s so sweet thank u for leaving your comment:)

  8. Yenni says:

    Wow, thank you buat sharing nya. So helpful kak! Ditunggu cerita lanjutannya ya..

    1. thanks Yenni for reading and leaving your comment, I appreciate it!

  9. Irene Koenig says:

    Stay safe and stay healthy everyone !

    1. yes stay healthy and stay safe too di Amerika ya Ne!

  10. Anonymous says:

    Kemarin kami satu keluarga kena covid tak bergerjala mba jadi di rumah saja harus tes terus untuk memastikan kami sudah ngatip. Tidak mau nulari orang lain.

    1. ahh so sorry to hear that. semoga kalian sekeluarga sekarang udah sehat semua ya… God bless u!

  11. Andrean C W says:

    Terima kasih Ka Olive untuk masa berbaginya, even nanti ada new normal hope so tetap bisa menyentuh tempat tempat lain lagi ya Ka. Thanks untuk cerita dan tipsnyaaa

    1. makasi bro bersedia membaca and leave your comment. I appreciate it a lot!

  12. Billy says:

    Makasi artikelnya kak olive!! Smoga negatif n bsa selese urusannya.. di tunggu crita2nyaa..

    1. Anonymous says:

      Mantap!

      1. thanks Billy for leaving your comment:)

    2. yes Billy, pasti akan cerita lebih banyak lagi! thank u for reading!

  13. Andrew says:

    Wuahhh seru kak ceritanya, cara narasinya amat deskriptif dan buat penasaran. Makasi untuk tips halodocnya yaa

    1. Anonymous says:

      Well written. All is well.

      1. thanks Andrew, thanks for reading! hope all is well with you!

    2. Olin says:

      Selalu seruuu kalo ngikutin cerita traveling Ka Olive. Apalagi sambil ngebayangin tatap muka diceritain langsung…
      Thaaank you tips Halodoc nya kak.

      1. hahaha iya ya Olin… kebayang ngobrol langsung ya.. long time no see! you’re welcome on the tips!

    3. you’re welcome on the tips and thanks for the compliment bro!

  14. ER. says:

    Mbak Olive thank u artikelnya!

    1. sama-sama Mba ER, semoga berguna ya artikelnya:)

  15. amelia says:

    Thnaks kak kmrn ortuku sempet demam jadi cari cara untuk bisa rapid tes mungkin bisa coba cara ini ya

    1. Anonymous says:

      Great story and great advice.

      1. thank u so much Amelia.. thanks for reading ya!

      2. thank u:)

Post Your Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!

FOLLOW OLIVE'S TRAVEL BLOG  

free travel stories & ideas, directly to your email

 

Success! Please open your EMAIL and click "CONFIRM FOLLOW"

There was an error while trying to send your request. Please try again.

You have subscribed. An email will be sent for you to CONFIRM. Thank You